Pantai Kuta, Pantai Tersohor yang Kurang Terawat
Pantai Kuta, Pantai Tersohor
yang Kurang Terawat
Pantai Kuta, semua pasti sudah tahu di mana Pantai Kuta. Benar sekali Pantai Kuta terletak di kawasan Legian, Kuta Bali.
Sebenarnya kami kecewa lantaran jadwal kunjungan yang seharusnya pukul 15.00 sore diubah menjadi pagi. Sehingga kami tak bisa menikmati sunset di Pantai Kuta yang memang tersohor karena keindahan matahari terbenamnya itu.
Dari Hotel, pukul 07.00 WITA kami segera menuju Pantai Kuta. Sembari di perjalanan, Mbok Dewi selaku pemandu wisata bercerita tentang masyarakat dan budaya Bali yang unik. Mulai dari makna kotak-kotak kain Poleng, tradisi potong gigi taring, hingga ngaben yang biayanya sampai ratusan juta.
Tak perlu waktu lama dari hotel Vistana di Jalan Cargo, akhirnya kai tiba di kawasan Legian. Kami segera turun dari bus. Kemudian kami mengendarai angkot berwarna biru yang bisa menampung sekitar 18 orang. Kami harus mengendarai angkot itu karena memang utilah satu-satunya kendaraan umum yang diijinkan masuk ke kawasan Legian selain Taksi. Bus-bus besar dilarang memasuki kawasan ini karena jalanan di Legian cukup sempit.
Menuju Pantai Kuta, kami menyusuri pertokoan padat, resort dan hotel-hotel mewah. Toko-toko itu menjual souvenir, baju hingga sesuatu yang menyerupai alat kelamin pria. Sementara itu, jalan setapak penuh dengan turis-turis asing yang berjalan menikmati suasana Legian yang nampak seperti eropa ini.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di Pantai, sekitar 10 menit kami-pun tiba di Pantai Kuta. Kami segera masuk Pantai yang dibatasi oleh tembok khas bali yang panjang.
Aku menginjakkan kakiku untuk pertama kalinya di Pantai Kuta. Pantai ini memiliki pasir putih, lebarnya cukup sempit namun memanjang. Ada yang kurang kalau mengunjungi pantai Kuta di siang hari, tapi kelebihannya Pantai ini cenderung sepi di siang atau pagi hari. Hanya ku lihat seorang anak kecil berlatih selancar, sedikit wisatawan kulit putih yang berjemur untuk menghitamkan kulit mereka.
Satu hal yang membuatku kecewa mengunjungi Pantai ini adalah... Banyak sekali sampah plastik di sini, ini membuatku merasa jijik. Benakku berkata, sekotor ini kah Pantai Kuta yang tersohor itu? Bagaimana jika para turis kecewa, apakah mereka akan ke Bali lagi? Bagaimana kalau mereka bercerita tentang hal buruk ini kepada teman mereka di luar negeri sana?
Walaupun kondisi pantai kotor dan tak bisa menikmati sunset, kami tetap berfoto untuk mengabadikan moment kebersamaan kami. Akupun menyuruh temanku untuk mengambil foto diriku, buat pamer di instagram gitu. Guru-guru juga terlihat asyik berfoto dengan kamera mereka.
Kami juga melepas sandal untuk bermain air. Senang sekali kami bisa bermain air di pantai ini, maklumlah di Magelang gak ada pantai :V . Sementara itu, ada juga yang asyik menulis-nulis di pasir, dari menulis nama mereka hingga menulis nama pacar mereka.
Tak terasa kami sudah satu jam di Pantai Kuta, kami bergegas kembali ke angkot yang sudah menunggu kita. Walaupun kecewa dengan kondisi pantai, setidaknya kami puas berfoto-foto di sana.
Setelah Pantai Kuta, tujuan berikutnya adalah Pantai Dreamland. Seperti apa ya pantai Dreamland?
Itulah sepenggal cerita wisata kami di Pantai Kuta.
Follow Instagram @agungpsp.id
Comments
Post a Comment