KELEMAHAN, KELEBIHAN, DAN STUKTUR PEMBELAJARAN DARI KURIKULUM TAHUN 1947, 1968, 1975, 1984, 1994, DAN KURIKULUM 2004
KELEMAHAN, KELEBIHAN, DAN STUKTUR PEMBELAJARAN DARI KURIKULUM TAHUN 1947, 1968, 1975, 1984, 1994, DAN KURIKULUM 2004
Kurikulum
adalah suatu perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan
oleh suatu lembaga atau instansi penyelenggara pendidikan, yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. Di indonesia, kurikulum selalu mengalami perubahan dan perkembangan
sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Tercatat sudah sebanyak 12 kali
Indonesia mengalami perubahan kurikulum dan yang terakhir adalah kurikulum 2013
revisi 2017. Berikut akan dipaparkan perkembangan kurikulum di Indonesia dari
kurikulum 1947 hingga kurikulum 2004 (KBK).
Kurikulum
1947 (Rencana pelajaran 1947)
Kurikulum
pertama yang lahir setelah kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945
adalah Kurikulum 1947. Namun, Kurikulum tersebut bernama leer plan atau yang dalam Bahasa Belanda berarti Rentjana
Pelajaran. Rentjana pelajaran 1947 lebih menekankan pada pembentukan karakter
peserta didik karena masih terpengaruh oleh sistem pendidikan kolonial Belanda
dan Jepang.
Kelebihan
Kurikulum 1947
1)
Mengunggulkan
pendidikan yang berkonsep pada kesadaran sebagai bangsa yang berdaulat, dan
mengedepankan pendidikan sebagai salah satu faktor yang penting dalam
berdirinya negara Indonesia melalui persatuan dan kesatuan dalam rangka
mengusir penjajah.
2)
Memiliki
fungsi strategis dalam mempersatukan Bangsa Indonesia.
3)
Mengadopsi
kurikulum yang telah berlaku sebelumnya di masa penjajahan sehingga lebih mudah
dalam penyusunan kurikulum 1947.
Kelemahan
Kurikulum 1947
1)
Mengarah
pada pola pendidikan penjajah karena kurikulum 1947 juga diadopsi dari
kurikulum masa kolonial.
2)
Lebih
dominan pada ranah afektif dan belum berorientasi pada ranah kognitif dan
psikomotor.
3)
Belum
diterapkan di sekolah-sekolah hingga tahun 1950 sehingga mengalami
keterlambatan untuk mencapai hasil yang telah ditentukan.
Struktur
Kurikulum 1947
Susunan
Rentajan Pelajaran 1947 sangatlah sederhana karena hanya memuat dua hal pokok,
yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar
pengajaran. Kurikulum ini lebih menekankan pada pendidikan watak, kesadaran
bernegara, dan bermasyarakat. Sementara itu, mata pelajaran yang diajarkan
dihubungkan pada kehidupan sehari-hari, perhatian terhadap kesenian, serta
pendidikan jasmani.
Mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah rakyat ada 16 yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu
Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah, Menggambar, Menulis, Seni Suara,
Pekerjaan Tangan, Gerak Badan, Pekerjaan Keputrian, Kebersihan dan Kesehatan,
Didikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Agama. Sementara itu Bahasa daerah hanya
diajarkan khusus di Jawa, Sunda, dan Madura saja.
Pada perkembangannya, Kurikulum 1947
juga mengalami perubahan sehingga dikenal dengan istilah Rentjana Pelajaran
Terurai 1952 dimana silabus mata pelajarannya lebih jelas dan mata pelajarannya
lebih rinci. Pada tahun ini, satu guru juga hanya mengajar satu mata pelajaran.
Kurikulum
1968
Kurikulum 1968 menekankan pada pendekatan organisasi mata
pelajaran : kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan
khusus. Sementara itu, kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis sebagai
pengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde lama.
Kelebihan Kurikulum
1968
1)
Kurikulum 1968 dibuat untuk diterapkan
secara nasional sebagai pedoman pendidikan dan penerapannya diberi kebebasan
kepada setiap daerah sesuai dengan kondisi dan situasi daerah tersebut.
2)
Kurikulum 1968 telah dikembangkan secara
otonomi yang berarti semua komponen kurikulum dilaksanakan oleh sekolah.
3)
Sistem pembelajaran di ruang kelas
diserahkan kepada guru asal tujuan pendidikan dapat tercapai.
4)
Kurikulum 1968 berupaya mendorong
pengembangan setiap daerah dalam hal kreativitas dan persaingan kompetitif baik
sekolah dan guru untuk mengembangkan
kurikulum.
5)
Kurikulum ini memberikan kesempatan
kepada tamatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Kelemahan Kurikulum
1968
1)
Muatan materi pada masing-masing mata
pelajaran masih bersifat teoritis.
2)
Mata pelajaran belum terikat erat dengan
keadaan nyata di lingkungan sekitar.
3)
Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok
saja.
Struktur Kurikulum 1968
Struktur kurikulum 1968 adalah pembinaan jiwa Pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan
dari perubahan orientasi pada pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni
dan konsekuen. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, dan tidak mengaitkan
dengan permasalahan faktual serta hanya memuat mata pelajaran pokok. Kurikulum
1968 bersifat correlated subject curriculum atau yang berarti materi pelajaran
pada tingkat bawah mempunyai hubungan dengan kurikulum sekolah lanjutan. Jumlah
mata pelajarannya ada 10 yaitu :
1.
Pembinaan Jiwa Pancasila
a. Pendidikan
Agama
b. Pendidikan
Kewarganegaraan
c. Bahasa
Indonesia
d. Bahasa
Daerah
e. Pendidikan
Olahraga
2.
Pengembangan Pengetahuan Dasar
a. Berhitung
b. Ilmu
Pengetahuan Alam
c. Pendidikan
Kesenian
d. Pendidikan
Kesejahteraan
3.
Pembinaan Kecakapan Khusus
1. Pendidikan
Kejuruan
Di
SMP terdapat 18 bidang studi dan Bahasa Indonesia dibedakan menjadi Bahasa
Indonesia I dan II. Di SMA terdapat 18 bidang studi dan penjurusan dilakukan di
kelas 2 dan terdapat dua jurusan yaitu Sastra Sosial Budaya dan Ilmu
Pengetahuan Alam (PASPAL).
Kurikulum
1975
Latar belakang ditetapkannya kurikulum 1975 adalah
sebagai pedoman pelaksanaan pengajaran di sekolah, sebagai pengganti kurikulum
1968, serta memuat ketentuan dan pedoman. Kurikulum 1975 dibentuk sebagai
strategi pembangunan di bawah pemerintahan orde baru dengan program pelita dan
repelita.
Kelebihan Kurikulum
1975
1)
Memiliki orientasi pada tujuan.
2)
Mengarah pada pembentukan perilaku
siswa.
3)
Sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4)
Menggunakan pendekatan psikolog.
5)
Menekankan efektivitas dan efisiensi.
6)
Menekankan fleksibilitas yaitu
mempertimbangkan faktor-faktor ekosistem dan kemampuan penyediaan fasilitas
yang menunjang terlaksananya program.
7)
Memiliki prinsip yang berkesinambungan.
Kelemahan Kurikulum
1975
1)
Terdapat ketidakserasian antara materi
kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan peserta didik.
2)
Terdapat kesenjangan antara program
kurikulum dengan pelaksanaannya di sekolah.
3)
Isi kurikulum terlalu padat.
4)
Kurang berkembangnya potensi daerah
karena tujuan kurikulum ini bertujuan sentralistik.
5)
Kurikulum ini berorientasi pada guru
yang menjadi pusat pembelajaran.
6)
Kreativitas murid yang sulit berkembang
karen guru sebagai subjek.
Struktur Kurikulum 1975
Metode, materi, dan tujuan pengajaran kurikulum 1975
dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Masa ini
dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran dirinci lagi :
petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Mata pelajaran pada
kurikulum 1975 adalah sebagai berikut :
1.
Pendidikan Agama.
2.
Pendidikan Moral Pancasila.
3.
Bahasa Indonesia.
4.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
5.
Matematika.
6.
Ilmu Pengetahuan Alam.
7.
Olahraga dan Kesehatan.
8.
Kesenian.
9.
Keterampilan Khusus.
Kurikulum
1984
Kurikulum 1984 merupakan hasil penyempurnaan dari
kurikulum 1975 sehingga juga disebut dengan kurikulum 1975 yang disempurnakan.
Kurikulum 1984 mulai diberlakukan sesuai dengan keputuran Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tanggal 1983 tentang perbaikan kurikulum.
Kurikulum 1984 banyak dipengaruhi oleh aliran humanistik yang memandang anak
didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah,
dan meneliti lingkungannya.
Kelebihan Kurikulum
1984
1)
Materi dan metode yang dimuat secara
rinci, sehingga guru dan siswa mudah untuk melaksanakannya.
2)
Siswa bisa lebih berani dalam memberikan
pendapat.
3)
Keterlibatan siswa dalam kegiatan
belajar lebih tinggi dan ditunjukan dalam peningkatan diri dalam melaksanakan
tugas.
4)
Siswa dapat belajar dari pengalaman
langsung.
5)
Interaksi siswa lebih tinggi baik antar
siswa maupun sosial.
6)
Meningkatkan kemampuan berdiskusi yang
diperlukan dengan berpartisipasi secara aktif.
Kelemahan Kurikulum
1984
1)
Banyak sekolah yang menafsirkan CBSA
sehingga timbulnya suasana gaduh di kelas.
2)
Ketergantungan guru dan siswa pada suatu
buku teks dan metode yang disebut secara rinci, sehingga guru dan siswa tidak
kreatif untuk menentukan metode serta sumber belajar lain.
3)
Dapat didominasi oleh seorang atau
beberapa siswa saja.
4)
Sesuai yang disebutkan dalam nomor 3 hal
tersebut dapat membuat siswa yang pandai semakin pandai dan siswa yang lambat
menjadi semakin lambat.
5)
Guru kurang berperan aktif dalam
kegiatan belajar mengajar.
Struktur Kurikulum 1984
Terdapat enam belas mata pelajaran inti, serta penambahan
mata pelajaran pilihan sesuai dengan jurusan masing-masing. Jurusan SMA pada
kurikulum 1984 dinyatakan dengan program A dan B. Kurikulum 1984 menggunakan
model Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL),
dimana siswa diposisikan sebagai subjek belajar yang harus melakukan kegiatan
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan.
Kurikulum
1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurna kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum 1984. Kurikulum 1984 dilaksanakan sesuai dengan
Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum
ini dibuat karena kurikulum sebelumnya tidak membuahkan hasil yang signifikan sesuai
yang diinginkan.
Kelebihan Kurikulum
1994
1)
Penggunaan strategi yang melibatkan
siswa aktif dalam kegiatan belajar baik secara mental, fisik, dan sosial.
2)
Pengajaran dari hal yang bersifat
konkret ke hal yang abstrak.
3)
Pengajaran dari hal yang mudah ke yang
sulit, serta dari hal yang lebih sederhana ke hal yang kompleks.
Kelemahan Kurikulum
1994
1)
Aspek yang dikedepankan terlalu padat.
2)
Konsep pengajaran satu arah yaitu dari
guru ke murid.
3)
Banyaknya materi pelajaran membuat beban
siswa terlalu berat.
4)
Materi pelajaran dianggap terlalu sukar
dan tidak sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Struktur Kurikulum 1994
Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dikenal dengan
istilah sistem caturwulan. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan pada materi
pelajaran yang cukup padat. Kurikulum 1994 bersifat populis yang berarti
memberlakukan sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
Pengembangan kurikulum sesuai dengan daerah dapat disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat di setiap daerah.
Kurikulum
2004
Kurikulum 2004 juga disebut dengan Kurikulum berbasis
Kompetensi (KBK) adalah seperangkat rencana dan pengaturan rencana dan
pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar serta pemberdayaan sumber daya
pendidikan. KBK dibentuk dengan tujuan agar siswa memperoleh kompetensi dan
kecerdasan yang mampu dalam membangun identitas budaya dan bangsa.
Kelebihan Kurikulum
2004
1)
Mengembangkan kompetensi-kompetensi
peserta didik pada setiap aspek mata pelalajaran.
2)
Kurikulum 2004 bersifat alamiah
(konstektual), karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk
mengembangkan berbagai kompetensi sesuai potensi masing-masing siswa.
3)
Mendasari kemampuan-kemampuan lain
seperti penguasaan ilmu pengetahuan alam dan keahlian tertentu dalam pekerjaan.
4)
Pembelajaran berpusat pada peserta didik
sehingga peserta didik mampu bergerak aktif dalam kegiatan pembelajaran.
5)
Silabus yang disusun oleh guru dapat
disesuaikan dengan kondisi serta situasi daerah atau sekolah masing-masing.
Kelemahan Kurikulum
2004
1)
Konsep KBK sering mengalami perubahan
termasuk pada urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga dapat
menyulitkan guru dalam merancang pembelajaran secara berkelanjutan.
2)
Paradigma guru masih teacher oriented.
3)
Indikator sudah disusun, padahal akan
lebih baik jika indikator disusun oleh guru.
Struktur Kurikulum 2004
Tujuan KBK adalah tamatan diharapkan memiliki kompetensi
dan kemampuan akademik yang baik, keterampilan untuk menunjang hidup yang
memadai, pengembangan moral, pembentukan karakter yang kuat, kebiasaan hidup
sehat, semangat dan kekompakan kerja sama, serta apresiasi estetika yang tinggi
pada dunia sekitar. Siswa dituntun aktif dalam mengembangkan keterampilan untuk
menerapkan IPTEK tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas. Ranah
kompetensinya adalah kompetensi akademik, kompetensi kehidupan, dan kompetensi
karakter nasional. Sehingga pembelajaran ditekankan pada learning how to learn atau mempelajari bagaimana cara belajar.
Kesimpulan
Kurikulum pendidikan di Indonesia selalu mengalami
perubahan dan perkembangan dalam jangka waktu tertentu 5-10 tahun pada umumnya.
Perkembangan tersebut selalu berupa penyempurnaan kurikulum-kurikulum
sebelumnya walaupun kurikulum terbaru juga sering masih memiliki kelemahan yang
berdampak pada siswa maupun guru. Setidaknya, perubahan kurikulum pendidikan
selalu mengikuti perkembangan zaman dan sesuai dengan permintaan atau kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu menyesuaikan diri pada
perkembangan zaman serta siswa juga dituntut untuk selalu aktif dalam kegiatan
pembelajaran sehingga dapat tercapainya tujuan kurikulum tersebut.
Comments
Post a Comment